Jambi adalah provinsi lain yang terletak di Pulau Sumatera, yang terletak tepat di pantai timur Sumatera bagian tengah. Ibukota provinsi ini adalah kota Jambi.
Awal mula, sebelum Indonesia dijajah oleh penjajah Belanda, Jambi adalah bagian dari Kerajaan Srivijayan yang mapan. Kerajaan Srivijayan adalah kerajaan Melayu kuno di Sumatera. Ini mendapat pengaruhnya beberapa waktu di abad ke-7 tapi agak dibayangi oleh kerajaan tetangga besar waktu itu, yaitu Sriwijaya. Melayu kemudian menjadi subyek Sriwijaya dan kemudian Sriwijaya terjatuh, Majapahit mengambil alih kerajaan ini. Kemudian orang Minangkabau di Sumatera Barat mengklaim daerah ini setelah jatuhnya Majapahit.
Orang-orang di Jambi didominasi oleh etnis Melayu dengan kelompok Kerinci dan Minangkabau. Situs ekonomi dari provinsi ini sebagian besar berasal dari kota Jambi sebagai ibu kota provinsi ini. Tempat yang sibuk dari kota Jambi ada di sungai Batang Hari sebagai pusat produsen minyak dan karet.
Gunung dan Danau Kerinci ini biasa dikunjungi oleh wisatawan saat mereka melintas ke Jambi. Adanya flora dan fauna di Jambi membuat kota ini memiliki taman nasional mereka sebagai tempat reservasi untuk habitat tersebut, dan tujuan wisata lainnya adalah Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, dan Taman Nasional Barbak.
-
Contents
Taman Nasional Kerinci Seblat
Taman nasional terbesar di Sumatera mencakup area seluas 1,3 juta hektar, 30 persen di antaranya berada di dalam perbatasan Jambi. Hutan di sini adalah rumah bagi berbagai hewan yang dilindungi seperti harimau sumatera dan gajah. Bunga terbesar di dunia (Rafflesia arnoldi), dan yang tertinggi (Amorphophallus sp), juga mekar di sini. Sorotan lain dari Kerinci Seblat adalah danau air tawar tertinggi di Asia Tenggara, yang berada pada ketinggian 1.900 meter di atas permukaan laut.
- Pulau Berhala
Dua provinsi saat ini bertengkar di atas pulau seluas sepuluh kilometer persegi ini. Namun sejak awal 2012 setidaknya, pemerintah Jambi masih dikenal memiliki yurisdiksi di sini. Berhala adalah satu-satunya pulau lepas pantai di Jambi dan pada satu titik pemerintah daerah ingin mengubahnya menjadi tujuan wisata. Ambisi semacam itu memerlukan investasi yang cukup besar meskipun dan pulau ini tetap tidak berkembang sampai hari ini, tidak menawarkan tempat tinggal dan akses terbatas. Berhala jelas memiliki titik penjualan potensial yang potensial dalam sekop meskipun dan dengan demikian memiliki potensi masa depan yang nyata. Pantai Berhala adalah hamparan pasir putih keemasan yang dihiasi dengan batu-batu besar, sementara interior pulau itu menawarkan perbukitan yang teduh, makam bersejarah Datuk Paduko Berhalo, dan sebuah meriam yang ditinggalkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Bahkan, Tidak jauh di seberang air terdapat sebuah pulau yang disiram oleh kura-kura agar bisa bertelur. Berhala dengan demikian menawarkan pengunjung wisata sejarah, wisata bahari dan ekowisata dalam satu paket yang indah. Pulau ini bisa ditempuh dari dermaga Nipah Panjang
3.Museum Negeri Jambi
Tempat ini merupakan titik awal yang ideal untuk mengenal Jambi. Koleksi museum ini terdiri dari artefak Melayu kuno, senjata tradisional, rumah tradisional, tekstil batik Jambi, terukir tanduk kerbau dan Al-Qur’an tulisan tangan dari abad kesembilan belas. Di lobi, harimau yang diisi dan dipasang juga bisa dilihat pada layar. Harimau tersebut rupanya ditembak mati setelah menyerang beberapa penduduk setempat dan merupakan pemikiran yang menggembirakan mengenai perjuangan tanah yang terus berlanjut antara manusia dan hewan di Sumatera.
- Durian Jambi
Bagi banyak orang, durian adalah buah yang agak aneh dengan aroma yang agak menyengat dan menyengat. Jika Anda orang seperti itu, maka waspadalah karena Jambi adalah surga pecinta durian. Pergilah ke Jambi sekitar tahun pergantian tahun dan Anda akan melihat jalan-jalan yang dikuasai penjual durian setempat. Makanan kuning berduri ini bahkan digantung di sepanjang tepian sungai untuk menggoda penumpang speedboat. Durian Jambi berkulit tipis dan mengandung banyak daging buah untuk terjebak, biasanya 10 atau 11 buah. Harga buah di kota rata-rata sekitar Rp 25.000 untuk durian tunggal, sedangkan di sepanjang tepian sungai mereka bisa disambar hanya Rp 10.000. Dua tempat beli durian populer adalah Thehok dan Selat, yang terletak persis di sebelah barat Jambi.
-
Kompleks Muarajambi
Dengan wilayahnya yang luas dan jumlah bangunan yang diperhitungkan, Muarajambi adalah perpaduan antara Angkor dan Bagan, dua kompleks kuil paling terkenal di Asia Tenggara. Ketika dinominasikan untuk Daftar Warisan Dunia UNESCO kembali pada tahun 2009, kompleks fenomenal ini membentengi 82 reruntuhan kuno yang terletak di area seluas 2.062 hektar yang terbentang sepanjang 7,5 kilometer dari Sungai Batanghari. Namun, penggalian berikutnya telah menemukan dua situs lainnya dan delapan kuil juga telah dipulihkan ke bentuk aslinya. Ekskavasi tersebut melibatkan para ahli baik dari dalam maupun luar negeri, walaupun karena keterbatasan dana, kegiatan ini belum dilakukan semaksimal mungkin. Periset percaya bahwa Muarajambi adalah warisan Kerajaan Melayu kuno yang memerintah di sini antara abad kedelapan dan empat belas.
- Batik Jambi
Motif batik Jambi terinspirasi oleh benda-benda lokal, sama seperti di Jawa. Benda-benda ini termasuk Muarajambi, durian terbuka dan Batanghari. Sejarah batik Jambi berasal dari barang-barang pakaian yang diproduksi untuk bangsawan abad kesembilan belas dan kepopulerannya berfluktuasi, tergantung pada naik turunnya harga dan persediaan bahan baku. Anda bisa menemukan berbagai jenis pakaian jadi dan tekstil yang dijual di toko-toko di kawasan Kebun Jeruk, begitu juga di daerah produksi batik Mudung Laut. Batik membuat souvenir yang bagus, terutama mengingat fakta bahwa durian yang menyengat itu tidak diperbolehkan naik pesawat terbang!
-
Kebun Binatang Taman Rimbo
Tiga jenis harimau biasa menjelajah hutan dan hutan di Indonesia, namun hanya satu spesies yang bertahan: harimau sumatera. Kucing pemangsa ini hidup di hutan hujan tropis yang terbentang jauh dari Aceh sampai Lampung. Sayangnya, karena aneksasi lahan untuk perkebunan dan pertanian, jumlah mereka telah berkurang dan diperkirakan tersisa sekitar 400 di antaranya. Jika Anda tidak memiliki energi (atau keberanian) untuk menyusuri hutan melalui misi untuk melacak makhluk indah dan ganas ini, maka Kebun Binatang Taman Rimbo menawarkan yang lebih dapat diterima. solusinya dan tawarkan empat harimau sumatera dewasa. Hewan lain yang layak untuk diperiksa di kebun binatang adalah binturong, pemakan buah dan serangga yang tubuhnya mirip persilangan antara seekor kucing luwak dan seekor setan Tasmania. Setelah menyaksikan binatang berambut silet ini beraksi, pengunjung bisa melihat kompleks rumah tradisional yang letaknya tidak jauh dari gerbang kebun binatang. Setiap kabupaten di Jambi memiliki perwakilan sendiri di sini dan kompleksnya adalah tempat yang tepat untuk belajar sedikit tentang arsitektur Melayu setempat.
diperiksa di kebun binatang adalah binturong, pemakan buah dan serangga yang tubuhnya mirip persilangan antara seekor kucing luwak dan seekor setan Tasmania. Setelah menyaksikan binatang berambut silet ini beraksi, pengunjung bisa melihat kompleks rumah tradisional yang letaknya tidak jauh dari gerbang kebun binatang. Setiap kabupaten di Jambi memiliki perwakilan sendiri di sini dan kompleksnya adalah tempat yang tepat untuk belajar sedikit tentang arsitektur Melayu setempat.
- Perkebunan Teh Kayu Aro
Tanam tahun 1925 oleh Namlodse Venotchaaf Menangani Veriniging Amsterdam (NVHVA), sebuah perusahaan Hindia Belanda, perkebunan seluas 3.020 hektar ini merupakan salah satu yang tertua di dunia. Pengunjung bebas berjalan-jalan di sepanjang jalan setapak yang melintasi perkebunan, menikmati udara pegunungan yang segar dan menyaksikan pemetik teh perkebunan beraksi. Semua pemetikan teh disini dilakukan dengan tangan, tanpa bantuan gunting, sehingga daun muda tidak bisa dipotong secara kebetulan. Para pekerja ini biasanya memilih maksimal 10 kilogram daun teh per hari dan dibayar Rp 600 per kilogram. Kebun Kayu Aro terletak di kaki Gunung Kerinci, yang berjarak sekitar tujuh jam dari Jambi.
9.Sungai Batanghari
Batanghari Timur-Barat dikenal sebagai zona perdagangan strategis. Kegiatan masyarakat di tepian sungai hidup dengan rute perdagangan yang sibuk. Ahli filologi, Uli Kozok, juga mencatat ketenaran Sungai Batanghari, yang dapat dinavigasi dengan kapal seberat 20 ton, sampai 300 kilometer di musim kemarau. Di dalam sungai sepanjang aliran Batanghari, diyakini menyimpan sisa-sisa peradaban masa lampau yang bernilai tinggi. Menurut Pusat Pelestarian Pusaka Arkeologi Jambi (BP3), sekitar 100 titik di DAS Batanghari, menimbun warisan budaya Melayu Jambi dan budaya Tionghoa, yang nilainya tidak dapat diukur dengan uang, mulai dari Kabupaten Bungo sampai Kota Jambi. Poin terbanyak ada di Muaro Jambi dan Jambi.
- Sungai Batanghari yang hampir membelah pulau Sumatra menjadi dua bagian ini banyak menyimpan pesona dan uniknya sejarah masa lampau, dimana sebagai jalur perdagangan yang ramai tentunya mempunyai peradaban kebudayaan tua yang menarik untuk diketahui.
- Selain itu, keanekaragaman hayati di sepanjang sungai, baik flora maupun fauna, juga merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi anda untuk mengamatinya.
- Anda juga akan mengunjungi Kawasan Makam Orang Kayo Hitam yang merupakan Raja Jambi yang berkuasa pada tahun 1500 dan berjasa meng-Islam-kan Jambi, serta mengeksplorasi sebagian dari
- Daerah Aliran Sungai Batanghari dan salah satu anak sungainya, yaitu Sungai Berembang yang masih terjaga keanekaragaman hayatinya, seperti species burung dan ikan endemik rawa-rawa. melihat keanekaragaman jenis ikan endemik rawa-rawa.
- Sesampainya di ujung Sungai Berembang, perjalanan dilanjutkan mengunjungi Desa Muara Jambi untuk makan siang dengan hidangan khas lokal. Setelah makan siang, melanjutkan perjalanan menuju Kawasan Makam Orang Kayo Hitam yang terletak di Desa Simpang,
Kecamatan Berbak dengan perahu ketek.perjalanan dilanjutkan ke kawasan Kota Jambi untuk melihat arsitektur rumah-rumah tua di daerah ini, begitu pula kehidupan masyarakat setempat. Terus kunjungi Menara Menara Gentala dan lewati Titian Arasy ke Kawasan Tanggo Rajo untuk menikmati jagung bakar dan tebu sambil menyaksikan matahari terbenam di Sungai Batanghari.