Tempat Wisata Alam Pulau Tidore Dengan Keindahan Alami

wisata_tidore

Pulau Tidore adalah salah satu pulau di Maluku Utara, Indonesia. Lokasinya terletak di sebelah barat Pulau Halmahera dan dekat dengan Pulau Ternate. Sebagai pulau bersejarah, Tidore memiliki banyak tempat menarik untuk tujuan wisata. Selain itu, panorama di Akesahu yang terletak di garis pantai terlihat begitu memukau karena memiliki latar belakang Gunung Tidore dan Pulau Maitara. Kawasan ini menjadi lebih populer karena seluruh masyarakat Indonesia mengenal Pulau Maitara dengan uang kertas Rp1.000.

Sebagai wisata alam dan sejarah, pemerintah daerah telah berusaha mengembangkan sarana dan prasarana di sini. Hal ini tidak mengherankan karena Pulau Tidore memiliki potensi wisata di Kawasan Timur Indonesia. Dengan pemandangan alam, pantai, tradisi dan budaya yang khas, menjadikan Tidore menjadi salah satu tujuan wisata di Indonesia.

Lokasi

Pulau Tidore tidak memiliki bandara. Jika Anda memulai perjalanan dari Jakarta, Anda dapat melakukan penerbangan ke Bandara Babullah di Pulau Ternate. Anda bisa naik Garuda, Lion Air, atau Sriwijaya Air yang memakan waktu sekitar empat jam. Saat Anda tiba di bandara, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Bastiong Port sekitar 10 menit. Dari Bastiong, ada dua pilihan untuk pergi ke Rum Port di Pulau Tidore, yaitu dengan speedboat dan ferry. Jika Anda memilih feri, Anda harus membayar Rp5.000 atau US $ 0,5 per orang selama sekitar 30 menit. Jika memilih speedboat, Anda harus membayar Rp8.000 atau US $ 0,8 per orang selama sekitar lima menit.

Setelah sampai di Rum Port, Anda bisa naik kendaraan lokal ke Kota Soasio, ibu kota Kepulauan Tidore dengan membayar Rp9.000 atau US $ 0,9 selama sekitar 30 menit. Seiring perjalanan menuju Kota Soasio, Anda akan melihat kawasan pesisir dengan pemandangan yang indah dan menyaksikan Gunung Gamalama di Ternate. Cara yang lebih mudah untuk mencapai Soasio City adalah dengan mengendarai sebuah bentor atau motor. Untuk ini, Anda hanya perlu membayar sekitar Rp4.000 atau US $ 0,4.

1.Kie Matubu

Kie Matubu yang dikenal oleh masyarakat Maluku Utara dengan nama gunung Tidore, karena terletak di pulau Tidore, Provinsi Maluku Utara. Puncak Kie Matubu menjadi titik tertinggi di Provinsi Maluku Utara dengan ketinggian 1730 meter di atas permukaan laut. Di puncak gunung ini Anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang luar biasa indah.

Berbagai pulau dapat dilihat dari Puncak Gunung Kie Matubu, seperti: Pulau Maitara, Pulau Ternate, Pulau Hiri, Pulau Halmahera, Pulau Mare, Pulau Moti, Pulau Makian, dan sebagainya.

Saat malam hari kita bisa melihat gemerlap cahaya dari Kota Ternate di kaki gunung Gamalama. Jika Anda ingin mendaki ke tempat ini, sebaiknya dilakukan pada pertengahan bulan, yakni pada saat bulan penuh, sehingga Anda bisa melihat dengan jelas pemandangan sekitarnya dibantu dengan cahaya bulan. Selain itu, Anda juga bisa menikmati pemandangan yang indah pada saat matahari terbit dan terbenam. Anda bisa membangun tenda di puncak gunung ini

Di sisi selatan dari puncak gunung ini menyajikan Pulau Mare, Pulau Moti, dan Pulau Makian yang berjejeran. Sedangkan di sisi barat, terlihat gugusan pulau Halmahera.

Gunung Tidore terakhir meletus pada tahun 1800-an dan saat ini sudah tidak aktif lagi. Kawahnya lebih kurang sedalam 100 m.

Untuk menuju puncak Gunung Kie Matubu imulai dari perjalanan dari Pelabuhan Rum menuju Kota Soasio sekitar 45 menit dilanjutkan dengan menuju Desa Gurabunga berkisar 20 menit. Anda bisa menyewa kendaraan ataupun angkutan umum ke tempat ini. Di Desa Gurabunga, Anda harus meminta izin kepada “Sohi” atau Kepala Lurah Gurabunga terlebih dahulu. Tidak ada retribusi yang perlu dibayar menuju puncak tersebut, Kepala Lurah hanya akan memberikan arahan kepada para pendaki demi keamanan mereka. Pendakian menuju puncak Kie Matubu diperlukan waktu tempuh lebih kurang 4 jam.

2.Benteng Tore

Benteng Tore dan Tahulu berada di lokasi yang cukup tinggi. Di tempat ini, Anda bisa melihat dengan jelas keindahan laut yang memisahkan Pulau Tidore dan Pulau Halmahera serta Kota Soasio yang dibangun oleh pelaut Spanyol “Sebastiano De Elaco” pada saat zaman kolonial beberapa abad lalu dan merupakan Ibukota Kota Tidore pada saat ini. Lokasi ini cukup sulit dijangkau dan harus sedikit mengeluarkan energi menaiki anak tangga menuju benteng ini. Namun, semua jerih payah Anda akan terbayar ketika sampai di benteng ini karena keindahannya. Lokasi ini juga sangat cocok untuk melihat sunrise di pagi hari.

Benteng Tahula kondisi bangunannya sudah kurang baik. Sedangkan, Benteng Tore masih terlihat sisa-sisa peninggalan sebuah benteng yang saat ini dalam tahap renovasi. Kedua benteng ini tidak diketahui persis tahun pembuatannya. Beberapa abad lalu, benteng ini memiliki tempat yang strategis untuk melihat pergerakan musuh yang coba menyerang markas Portugis.

  1. Pulau Failonga

Pulau Failonga adalah pulau kecil di Kepulauan Tidore dan tidak berpenghuni. Namun pulau ini sungguh luar biasa indah dengan pasir putih yang halus dan laut yang jernih, membuat pulau ini semakin menarik untuk dikunjungi. Untuk mengunjungi pulau ini, Anda harus menyewa kapal cepat ke lokasi ini baik dari Pulau Tidore ataupun Pulau Ternate.

4.Pantai Cobo

Pantai Cobo memiliki pasir yang halus dan indah yang membuat pantai ini semakin menarik untuk dikunjungi. Namun, di pantai ini belum tersedia fasilitas seperti kamar mandi, wc, ataupun kamar ganti. Sehingga pengunjung yang berkunjung ke pantai ini, tidak selalu bermain air, tetapi lebih menikmati keindahan di pantai ini. Di sekitar pantai ini juga cocok untuk Anda yang menyukai diving ataupun snorkeling, namun peralatan tersebut harus Anda siapkan terlebih dahulu karena belum tersedia fasilitas tersebut. Semoga kedepannya Pemerintah Daerah dapat memaksimalkan potensi wisata di pantai ini.

Pantai Cobo ini ramai dikunjungi warga pada saat libur. Tentunya untuk para traveller kalau mau mendapatkan foto yang bagus, datanglah pada waktu yang sepi. Letak Pantai Cobo hanya sekitar 25km dari pusat kota.

5,Pulau Maitara

Pulau Maitara juga merupakan ikon untuk 1.000 rupiah uang kertas Indonesia dengan latar belakang Pulau Tidore. Jadi sangat terkenal secara nasional. Hampir seluruh keliling pulau ini didominasi oleh pantai berpasir putih dan dunia bawah laut yang indah di depannya, dengan jenis ikan dan karang yang masih terpelihara dengan baik.

Di sekitar pulau, ada Cape Tongowai yang juga merupakan lokasi pemancing, mulai pagi hingga malam hari. Tangkai ini merupakan tempat berkumpulnya berbagai jenis dan jenis ikan. Lengkungan tanjung membuat ikan sering berkumpul siang dan malam

6.Atraksi lumba-lumba

Lumba-lumba ini bisa dilihat pada pukul 6 pagi karena mereka baru bangun dan bersiap melakukan aktivitasnya. Sekitar pukul 7 pagi, sekelompok lumba-lumba tidak terlihat lagi. Mereka biasanya mencari makanan dan akan kembali ke lokasi ini jam 6 sore. Jika Anda berkunjung di sore hari, itu kurang atraktif karena langit semakin gelap dan Anda tidak dapat melihat dengan jelas.

Lokasi lumba-lumba bisa dicapai dengan speedboat dari Port Rum, Tidore. Perjalanannya hanya sekitar 20 menit. Anda bisa tinggal di Tidore sebelum berangkat ke Pulau Mare.

Lokasinya juga ideal untuk menyelam dan snorkeling, Anda hanya perlu membawa peralatan sendiri. Selain itu, Anda juga bisa mengunjungi Pulau Mare. Pulau Mare memiliki pantai yang indah, dan di sini Anda bisa melihat pembuatan gerabah tradisional.

7.Pantai Ake Sahu (Ake Sahu berarti air panas)

Pantai ini unik karena memiliki sumber air panas dengan air tawar di tepi pantai. Wisatawan bisa berendam di sumber air panas sembari menikmati keindahan laut. Orang-orang di Tidore percaya jika mereka berendam di sumber air panas dan mengikat kantong plastik di pohon yang tumbuh disamping mata air panas, ia akan menyembuhkan penyakit mereka, terutama penyakit kulit.

Selain itu, Anda juga bisa berenang dan bermain di pantai. Jika Anda merasa lelah maka Anda bisa beristirahat di gazebo yang ada. Lebih baik untuk datang sedikit terlambat di sore hari sehingga cuacanya tidak terlalu panas. Namun, untuk mendapatkan pemandangan laut yang indah, waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat ini adalah saat matahari berada pada puncaknya.

8.Air Terjun Luku Cileng

Air terjun ini terletak di Desa Golili, Kecamatan Kalaodi, Kabupaten Tidore Timur. Cileng berarti dingin. Lokasi ini cukup sulit dijangkau. Anda bisa pergi ke desa dengan sepeda motor, tapi kondisi jalannya buruk. Tidak disarankan membawa dua orang sepeda motor. Air terjun Luku Cileng memiliki keindahan tersendiri. Laju aliran air terjun ini sering berubah, tergantung musimnya.

9.Air Terjun Goheba

Air terjun ini terletak di perbukitan di Kecamatan Kalaodi, Kabupaten Tidore. Situs ini dilintasi oleh aliran sungai yang dikelilingi oleh batu karang yang indah dan pepohonan hijau serta kubah burung yang merdu. Akses ke tempat ini cukup bagus. Jarak tempuhnya sekitar 1 jam dari Port Rum, Tidore dengan menggunakan sepeda motor atau mobil.

10.Rum Beach

Pantai ini terletak di Kabupaten Tidore Utara dengan jarak tempuh sekitar 19 km dari pusat kota. Pantai ini terdiri dari batuan kecil, pasir halus, dan air laut jernih. Pantai ini hanya berjarak 5 menit dari Port Rum.

11.Museum Sonyine Malige

Museum ini penuh dengan sejarah dimana Anda bisa menemukan berbagai koleksi menarik peninggalan Kesultanan Tidore. Tidore adalah salah satu pulau rempah-rempah di Maluku Utara yang menjadi perebutan Portugis, Spanyol dan Belanda di masa lalu.

Di museum ini, ada juga “mahkota berambut” dari Kesultanan Tidore yang diyakini bahwa rambut yang menempel di puncak mahkota tumbuh setiap tahunnya. Maka setiap malam Idul Fitri mereka selalu mengadakan upacara potong rambut. Upacara diadakan selama tujuh hari. Mahkota ini juga digunakan untuk memilih calon Sultan Tidore. Menurut cerita orang tua, setiap keturunan sultan harus mencoba mahkota. Mahkota itu bisa dipasang di kepala calon Sultan.

Museum Sonyine Malige dibangun di atas lahan seluas 800 meter persegi dengan luas bangunan sekitar 300 meter persegi. Koleksi yang bisa Anda temukan di museum ini, seperti takhta kesultanan, somme sitti (ketur), pakaian tradisional kesultanan, tutup kesultanan, persenjataan, kerajinan tangan Tidore, tembikar, rumah tradisional, alat pandai besi, peralatan berburu, dan seterusnya. Di museum ini juga terdapat tulisan tangan kuno Quran yang merupakan salah satu Quran tertua di Tidore.

The “Haired-Crown” dari Kesultanan Tidore disimpan di ruang Pujian, disaksikan oleh penduduk kesultanan. Sayangnya, tidak sembarang orang bisa masuk ruangan. Padahal, Sultan dan sang Permaisuri sesekali berdoa di ruangan itu. Biasanya, saat Sultan dan Permaisuri memiliki keinginan khusus, mereka sholat di ruangan itu.

12.Pulau Woda terletak di Kecamatan Oba,

Saat ini, Pulau Woda tidak berpenghuni. Namun, dulu Pulau Woda dihuni oleh penduduk yang kebanyakan nelayan. Asal usul penduduk yang dulu menempati pulau ini berasal dari Pulau Mare, mereka mulai menetap dan tinggal di pulau itu sampai menjadi desa utama saat itu. Orang Woda akhirnya dipindahkan oleh Pemerintah ke Pulau Halmahera, sehingga menjadi pulau tak berpenghuni.

Di Pulau Woda, kita masih bisa melihat sisa-sisa orang Woda saat mereka menduduki pulau itu. Kini, Pulau Woda dikembangkan sebagai tempat wisata yang dipelopori oleh Muhammad Talabudin, biasa disebut Koce, dari garis keturunan penghuni pertama yang menetap di Pulau Woda. Koce menjadi orang yang bertanggung jawab untuk pulau ini dan menjaga hutan mangrove, terumbu karang, populasi ikan laut, dan kebersihan lingkungan pantai di Pulau Woda.

Koce membangun sebuah rumah di laut Pulau Woda. Nantinya, rumah ini menjadi tempat penampungan sementara bagi nelayan untuk beristirahat di malam hari, dan juga menjadi tempat peristirahatan bagi keluarga dan teman berlibur. Dengan liburan pulang, pengalaman memancing, dan pengetahuan tentang tempat memancing di Pulau Woda, didukung oleh transportasi laut berupa dua kapal, maka Fishing Tour Package dibuat di Woda. Paket tersebut meliputi akomodasi dari Port Gita / Payahe di Tidore, penginapan di Fola Gao (Perikanan), dan makanan.

Kegiatan Yang Bisa Anda Lakukan Di Pulau Woda:

  • Berpartisipasi atau melihat secara langsung proses penangkapan ikan umpan menggunakan jaring atau Kofo. Para peserta akan turun ke laut untuk mengarahkan ikan ke jaring, membantu menurunkan dan menarik jala, dan mengumpulkan ikan dari jaring.
  • Berpartisipasi dalam proses penangkapan kepiting laut.
  • Berjalan-jalan keliling untuk melihat sisa-sisa penduduk yang pernah mendiami Pulau Woda.
  • Berjalan menaiki bukit Pulau Woda untuk melihat pemandangan indah di sekitar pulau dalam 360 derajat.
  • Ada juga tersedia pelampung dan ban.

Ternate dan Tidore adalah dua pulau kecil yang hampir identik, sebelah barat pulau besar Halmahera, yang hampir saling berhadapan, masing-masing dibentuk oleh gunung berapi yang muncul dari Laut Maluku yang dalam. Sedangkan jika Ternate didominasi oleh Gunung Gamalama, di Tidore naik Gunung Kiemtabu.

Saat ini, kota Ternate adalah ibu kota provinsi Maluku Utara, rumah bagi dua pertiga penduduk pulau, yang sebagian besar beragama Islam. Di sini, Anda bisa mengunjungi peninggalan sejarah dan mengamati tradisi budaya setempat. Kota ini merupakan pusat modern dan menjadi basis kegiatan komersial pulau ini. Hotel ini memiliki pusat bisnis, tempat wisata bersejarah, transportasi, dan layanan pariwisata. Kota ini juga berada di tengah perkembangan untuk mereformasi bangunan dan kerusakan struktural yang terjadi selama konflik 1999 antara Muslim dan Kristen. Sebaliknya Tidore dihiasi dengan desa-desa kecil di sekitar pulau.

Bagi pecinta kuliner dan sejarah, pulau ini merupakan kenikmatan yang menyenangkan dan menyenangkan yang akan memuaskan hasrat akan pengetahuan atau keinginan untuk menikmati masakan yang menggugah selera. Hiburan dari penduduk setempat yang ramah juga merupakan pengalaman.

Tags : tempat wisata di ternate dan tidorewisata ternate dan tidore